Selasa, 01 April 2014

Persamaan - Perbedaan

Dunia terus berkembang dari satu hari ke hari lainnya. Pendidikan dan teknologi salah satu hal yang paling cepat kalau dilihat dari segi pertumbuhannya. Bahkan sampai di suatu titik di mana pendidikan dan teknologi menyingkirkan kepercayaan bahwa adanya Tuhan. Manusia mulai mendirikan menara babel pribadinya, ingin mulai menciptakan sesuatu, ingin mulai menyamai kedudukan Tuhan Sang Pencipta Alam.

Bertumbuh pesatnya teknologi dan pendidikan membuat manusia semakin mudah untuk berpikir realistis. Dari hal yang dahulu tidak mungkin sekarang menjadi mungkin. Dari yang dahulu tidak pernah terbayangkan, sekarang dapat dengan mudah untuk didapatkan. Nilai-nilai kemanusiaan sudah mulai turun sehingga yang ada tinggalah daging dan tulang saja.

Hal tersebut tidak berhenti sampai disitu saja, tetapi juga mempengaruhi pola tindak dan pola pikir manusia. Manusia mulai membenci adanya perbedaan, manusia mulai membuat kelompok-kelompok dari ukuran kecil hingga ukuran sebuah negara. Perbedaan mulai ditentang, perbedaan mulai diperdebatkan mana yang baik mana yang tidak baik. Bahkan sudah seperti Tuhan yang dapat menyimpulkan kalau sesuatu itu benar atau salah.

Hingga pada akhirnya terbentuklah sebuah pola pikir baru yaitu Persamaan. Persamaan membuat manusia semakin mudah untuk bersatu. Persamaan membuat waktu yang digunakan semakin singkat. Karena menurut mereka lebih baik mencari persamaan daripada mencari perbedaan. Perbedaan hanya mempersulit keadaan.

Hal ini tampak sederhana, namun sayangnya manusia terlampau jauh menikmatinya. Itulah kenapa muncul kaum penyuka sesama jenis (gay/lesbian), muncul yang namanya kelompok-kelompok radikal yang membawa nilai negatif, muncul lah kudeta karena ketidak sukaan.

Indonesia adalah negara Plural. Beraneka ragam, beraneka macam, sangat berwarna-warni. alangkah indahnya jika warna-warna itu saling berdampingan. Alangkah hitamnya jika semua warna itu terlebur menjadi satu warna.

Perbedaan bukan untuk disamakan, namun untuk dihormati.
Persamaan bukan untuk disalah-gunakan, namun untuk ditunjukan positifnya.